Sebagai seorang muslim yang beriman, kita
meyakini akan konsep takdir yang termasuk dalam Rukun Iman yang 6. Dimana maksud
dari beriman kepada takdir adalah mengimani bahwa segala yang kita alami
merupakan bagian dari takdir yang sudah Allah SWT. Tentukan kepada hambanya,
baik itu berupa nikmat ataupun musibah yang diterima. Takdir tersebut disebut
sebagai Qada’ dan Qadar. Qada’ adalah takdir yang masih bisa kita
rubah berdasarkan apa yang kita pilih dalam kehidupan kita, apakah kata hidup
dengan berbuat baik, ataukah kita hidup dengan berbuat buruk. Segala Qada’ yang
kita dapat merupakan hasil dari apa yang talah kita lakukan. Adapun Qadar
adalah takdir yang sudah Allah tentukan kepada kita dan tidak bis akita rubah.
Seperti halnya kita yang dilahirkan sebagai laki-laki ataupun perempuan, atau
kita terlahir dari keluarga yang kaya atau miskin.
Lalu
bagaimanakah sikap kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi musibah yang
kita dapat dalam kehidupan kita sehari-hari? Terkhusus apabila musibah tersebut
berupa bencana alam yang sekarang sedang banyak terjadi di beberapa wilayah di
Indonesia. Sebagai bentuk keimanan dan juga ketakwaan kita sebagai seorang
muslim, terkhusus dalam meyakini konsep tentukan dan tetapkan kepada setiap
hambanya. Maka hendaknya kita :
Meyakini bahwa setiap musibah yang kita terima
adalah bentuk penghapusan dari dosa-dosa yang telah kita kerjakan di masa lalu.
Meyakini bahwa musibah yang kita alami sekarang
suatu saat akan Allah balas dengan kenikmatan yang berlipat ganda.
Menyakini bahwa tujuan Allah memberikan musibah
kepada hambaNya adalah karena Allah tahu bahwa hambanya tersebut pasti mampu
melewati cobaan tersebut.
Meyakini bahwa musibah yang Allah berikan
adalah sebuah ujian yang akan membuat kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Meyakini bahwa setiap yang Allah kehendaki
pasti terdapat hikmah di dalamnya.
Dari sikap sikap yang sudah
disebutkan tadi, dapat kita simpulkan bahwa semua yang Allah berikan kepada
hambanya semata-mata bertujuan bahwa Allah ingin hamba-Nya menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Maka hendaknya kita menyikapi berbagai cobaan yang kita dapat
dengan sikap berlapang dada dan niatan baru untuk menyambut hari esok dengan
kualitas keimanan dana ketaqwaan yang lebih baik lagi. Sebagaimana yang telah
Allah firmankan dalam kitab suci-Nya :
Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengeluarkan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangka (Q.S. At-Thalaq : 2-3)
Berhubungan dengan penyerangan seseorang yang membencinya, biasanya secara aktif cenderung akan menyerang objek yang dibencinya. Situasi benci yang mencolok adalah upaya yang mencoba merusak pola kehidupan seseorang, merusak pandangan hidupnya, dan mendiskreditkan kepercayaannya. Benci diri sendiri, cemburu,dan kefanatikan adalah bentuk-bentuk lain dari marah.
dalam islam Kajian al-Qur’an tidak terbatas pada telaah karakter, tapi juga faktor. Faktor emosional diterangkan di dalam ayat-ayat al-Qur’an sejalan dengan kenyataan dan dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Sementara hasil penelitian dari ayat-ayat kauniyah yang kemudian menjadi teori psikologi. Ungkapan al-Qur’an tentang biasanya berupa gambaran tentang perilaku manusia dalam suatu situasi tertentu. Untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini, manusia membutuhkan Al-Qur’an sebagai petunjuk untuk menghadapi berbagai tantangan hidup, tidak terkecuali dunia pendidikan.
Dalam ilmu jiwa, akar dari konsep emosi dalam islam merupakan ketidakpuasan terhadap sesuatu. Emosi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Emosi merupakan daya terampuh yang dimiliki manusia
pendapat filosof terhadap emosi
Secara etimologi, berasal dari akar kata bahasa latin movere yang berarti menggerakkan atau bergerak. Kemudian ditambah dengan awalan „e‟ untuk memberi arti bergerak menjauh. Makna ini menyiratkan kesan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak, (Darwis, 2006). Menurut makna paling harfiah, Oxford English Dictionary, sebagaimana dikutip oleh Daniel Goleman, mendefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap, (Goleman, 2000).
Berhubungan dengan penyerangan seseorang yang membencinya, biasanya
secara aktif cenderung akan menyerang objek yang dibencinya. Situasi benci yang
mencolok adalah upaya yang mencoba merusak pola kehidupan seseorang, merusak
pandangan hidupnya, dan mendiskreditkan kepercayaannya. Benci diri sendiri,
cemburu,dan kefanatikan dalah bentuk-bentuk lain dari marah
pendapat crow
Menurut Crow & Crow, konsep emosi islam merupakan suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dalam diri) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu, (Hartati, 2004). Chaplin menjelaskan emosi bersifat lebih intens dibandingkan dengan perasaan, sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi lebih jelas dibandingkan perasaan. Aspek-aspek emosi mencakup perasaan subjektif, dasar fisiologis perasaan emosional, pengaruh emosi terhadap persepsi, berpikir, dan perilaku, lalu mencakup juga kelengkapan motivasional tertentu dan terakhir cara emosi ditunjukkan dalam bahasa, ekspresi wajah, dan gesture, (Syukur, 2011).
Sedangkan Silverman seorang psikolog, menyatakan bahwa emosi adalah perilaku yang terutama dipengaruhi oleh tanggapan mendalam yang terkondisikan. Menurut Hude (Darwis, 2006) bahwa emosi adalah suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta dalam bentuk ekspresi tertentu. Misalnya, emosi senang (joy) yang berkombinasi dengan penerimaan (acceptance) akan melahirkan cinta (love); emosi sedih (sadness) yang berkombinasi dengan kejutan (surprise).
Manfaat rasa takut tidak hanya terbatas untuk menjaga manusia dari
berbagai bahaya yang mengancamnya dalam kehidupan dunianya saja. tapi di antara
kemanfaatannya yang terutama sekali ialah mendorong seorang mukmin untuk
memelihara dirinya dari azab Allah dalam kehidupan akhirat nanti
Menurut
perspektif Islam, emosional identik dengan nafsu yang dianugerahkan oleh Allah
SWT nafsu inilah yang akan membawanya menjadi baik atau jelek, budiman atau
preman, pemurah atau pemarah, dan sebagainya. Nafsu dalam pandangan Mawardy
Labay el-Sulthani yang disebutkan dalam bukunya yang berjudul Dzikir dan Do‟a
Menghadapi marah tersebut, nafsu terbagi dalam lima bagian yaitu:
macam-macam dari nafsu
1.
Nafsu rendah yang disebut dengan nafsu hayawaniyah, yaitu nafsu yang
dimiliki oleh binatang seperti keinginan untuk makan dan minum, keinginan seks,
keinginan mengumpulkan harta benda, kesenangan terhadap binatang dan juga rasa
takut.
2.
Nafsu amarah yang artinya menarik, membawa, menghela, mendorong dan
menyuruh pada kejelekan dan kejahatan saja. Nafsu amarah cenderung membawa
manusia kepada perbuatanperbuatan yang negative dan berlebih-lebihan.
3.
Nafsu lawwamah, yaitu nafsu yang perlu mendorong manusia untuk berbuat
baik. Ini merupakan lawan dari nafsu amarah. Apa yang dikerjakan nafsu amarah
terus ditentang dan dicela keras oleh nafsu lawwamah, sehingga diri akan
tertegun sebentar atau berhenti sama sekali dari perbuatan yang dianjurkan
amarahnya.
4. Nafsu mussawilah, yakni merupakan
nafsu provokator, ahli memperkosa dan ahli memukau. Di dalam istilah perang,
dia diberi julukan dengan koloni kelima, ia berkedudukan menteri kelima di
kementerian peperangan dan propaganda. Karena disebut koloni kelima di pihak
lawan ia perlu mendapat perhatian yang serius.
5.
Nafsu mutmainnah, artinya kondisi jiwa yang seimbangatau tenang seperti
permukaan danau kecil yang ditiup angin, akan jadi tenang, teduh walaupun sesekali
terlihat riak kecil, nafsu mutmainnah juga berarti nafsu yang tenang dan
tentram dengan berdzikir kepada Allah SWT, tunduk kepada-nya, serta jinak kala
dekat dengan-nya, (Qoyyim, 2004).
Konsep
emosi Didalam Al-Qur’an, Tidaklah Amarah tetapi tergolong menjadi 2 tipe yaitu
; Emosi Positif dan Negatif :
1.
Senang
Senang
merupakan kebangganan dan respons cepat yang berhubungan mengurangi tensi yang
menyertai daya dorongan suatu rangsangan.
2.
Sedih
Sedih
lawan dari senang,menjadi melempem, lemah merespons. Ini disebabkan tidak
tercapai apa yang diinginkan, dan biasanya diikuti oleh suatu rasa kehilangan
atau menjadi tidak terkontrol.
konsep emosi dalam islam yaitu marah merupakan suatu emosi penting yang mempunyai fungsi esensial bagi kehidupan manusia,yakni membantunya dalam menjaga dirinya. Pada waktu seseorang sedang marah, Energinya guna melakukan upaya fisik yang keras semakin meningkat. Al qur’an sendiri memberikan anjuran digunakannya kekerasan dalam menghadapi di jalan dan upaya untuk merealisasikan kekerasan dalam menghadapi orang-orang kafir yang menghalangi dalam rangka penyebaran dakwah Islam. Al Qur’an juga memberikan gambaran Nabi Musa As kepada kaumnya saat beliau mereka sedang menyembah anak sapi dari emas yang dibuat oleh Samiri.
4.
Takut
Emosi takut
merupakan salah satu emosi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena
berperan untuk mempertahankan diri dari berbagai masalah yang dapat mengancam
kehidupan itu sendiri. Emosi takut manusia dalam penuturan al-Qur’ân mempunyai
cakupan yang luas. Bukan hanya gambaran ketakutan di dunia ini seperti
ketakutan pada kelaparan, kehilangan jiwa dan harta, bencana alam, melainkan
juga menyangkut ketakutan pada kesengsaraan hidup di akhirat.
Manfaat
rasa takut tidak hanya terbatas untuk menjaga manusia dari berbagai bahaya yang
mengancamnya dalam kehidupan dunianya saja. tapi di antara kemanfaatannya yang
terutama sekali ialah mendorong seorang mukmin untuk memelihara dirinya dari
azab Allah dalam kehidupan akhirat nanti, (M Utsman Najati, 2004). Sebab, rasa
takut dari siksa Allah akan mendorong seorang mukmin untuk berusaha tidak
terjatuh dalam perbuatan maksiat dan berpegang teguh dengan ketakwaan pada
Allah serta disiplin dalam beribadah kepadanya dan melakukan segala sesuatu
yang diridhainya
Takut merupakan reaksi umum terhadap yang
tidak diharapkan, tidak dikenal, dan rangsangan yang sangat kuat dalam merusak
situasi biasanya.
Artinya
: Sesungguhnya orang-orang yang berimanialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS,
al-Anfaal,8:2)
5.
Tanggapan mengejutkan
Tanggapan
mengejutkan Merupakan reaksi takut yang
khusus terhadap kejadian intrn yang tiba-tiba. Orang yang terkejut reaksinya
bisa bermacam-macam dalam waktu bersamaan, seperti membelalakkan mata, buka
mulut, pegang kepala, dan menarik leher.
6.
Cinta
Cinta memainkan peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab ia merupakan landasan kehidupan perkawinan, pembentukkan keluarga, dan pemeliharaan anak. konsep dalam islam Dalam tataran agama, cinta adalah pengikat antara manusia dengan tuhannya, dan berpegang teguh pada syariatnya. Cinta juga merupakan kontak batin yang menghubungkan kaum muslim dengan rasulnya, yang membuat mereka berpegang teguh pada sunnahnya, mengikuti anjuranya, dan menjadikannya sebagai suriteladan sepanjang masa, (Ardani, 2008)
Cinta
melibatkan peran orang lain dan biasanya akan meningkat apabila orang lain itu
membalas cinta.
korelasi antara emosi dan islam
berikut
pengertian ciri-ciri kecerdasan yang dimaksud Kesadaran diri (Self-awareness)
konsep emosi dalam islam Kesadaran diri yakni mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakanya untuk memandu pengambilan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.16 Kesadaran diri merupakan kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut, serta pengaruh perilaku kita terhadap orang lain.17
b.
Pengaturan diri Pengaturan diri ialah menangani emosi sedemikian rupa sehingga
berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup
menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu gagasan, maupun pulih kembali dari
tekanan emosi.
Seminar membuahkan Hasil Bagi Para Guru guru Gontor
Selain dari perkuliahan di sore hari dan malam hari, para dewan guru Kulliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) selalu dibekali dengan banyak wawasan dari berbagai macam kegiatan. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan seminar. Seminar ini dinamakan “Seminar Akhir Tahun”, karena diadakan bertepatan dengan penghujung tahun 2020. Selain berguna untuk menambah bekal pengetahuan dan wawasan para guru, acara ini juga bertujuan untuk mengisi kekosongan dewan guru di tengah acara Laporan Pertangung Jawaban (LPJ) Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Koordinator Gerakan Pramuka (KGP), yang lebih diutamakan untuk para santri.
“Tujuan diadakannya seminar akhir tahun ini adalah untuk menambah bekal pengetahuan dan wawasan para guru, agar lebih banyak mengetahui beberapa ilmu pengetahuan dan juga untuk mengisi waktu kosong para guru di tengah acara LPJ.” Ujar Al-Ustadz Ali Asghor Al-Husein, selaku ketua Dewan Mahasiswa (Dema) Universitas Darussalam (Unida) Gontor Kampus Gontor.
Seminar Akhir Tahun untuk para dewan guru KMI ini berjalan selama 3
hari, dimulai dari hari Senin (28/12) sampai hari Rabu (30/12). Materi yang
disampaikan pun beraneka ragam, dan terdiri dari 4 kali pertemuan; yaitu pada
hari Senin (28/12) malam dengan pembicara Al-Ustadz Dr. H. Azmi Syukri
Zarkasyi, M.A. yang membawakan materi “Kuliah Di Madinah”, hari Selasa (29/30)
pagi dengan pembicara Al-Ustadz Dr. H. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A. yang
membawakan materi “Bahasa Arab Fushah dan Pasaran di Timur Tengah”, lalu malam
harinya bersama Al-Ustadz Dr. H. M. Kholid Muslih, M.A. yang membawakan materi
“Konsep Peradaban Menurut Malik bin Nabi”, dan kemudian ditutup dengan esok
harinya pada hari Rabu (30/12) pagi dengan materi “Peran Ekonomi Islam dalam
Islamisasi Ilmu Pengetahuan” bersama Al-Ustadz Dr. H. Khoirul Umam, M.Ec.
Seminar ini diselenggarakan di bawah naungan staf Dema yang
sekaligus menjadi panitianya, dibantu dengan beberapa mahasiswa guru yang
menjadi petugas acara. Pembicara berikut materi yang disampaikan pun merupakan
hasil musyawarah dari staf Dema, dengan arahan dan persetujuan dari bapak
Pimpinan Pondok serta menyesuaikan dengan bidang yang dikuasai oleh
masing-masing pembicara. Peserta seminar pun berkisar dari mahasiswa aktif
Unida kampus Gontor yang juga berstatus sebagai guru pengabdian, dengan jumlah
300 orang.
Bapak Pimpinan Pondok juga menyampaikan agar para guru turut hadir
mengikuti LPJ OPPM-KGP di akhir acara tersebut, karena acara LPJ juga merupakan
salah satu kegiatan pondok yang penting dan merupakan salah satu kurikulum
pendidikan santri khususnya dalam berorganisasi.Ad-diien.
Jam’iyatul huffadz adalah salah satu kumpulan ataupun sekelompok santri-santri yang ingin mempertahankan hafalan al-qur’anya, dan organisasi ini sudah berjalan mulai sekitar 8 tahun silam.
Tujuan
utama dari adanya kelompok ini adalah mempertahankan hafalan alqur’an
bagi santri santrinya yang sudah pernah menghafalkan al-qur’an
sebelumnya. Beranggotalan sekitar 100 santri yang dahulunya ada yang
sudah pernah masuk pesantren tahfidz aataupun baru sudah mempunyai
bekal hafalan dan ingin mempertahankan hafalanya. Ekstrakulikuler ini
di mulai sesaat sebelum maghrib dan di teruskan setelah maghrib.
Pada
waktu itu santri harus mengulangi hafalanya dan melaporkan nya kepada
pembimbing yang sudah di bagi perkelompok, dan tidak ada kewajiban
untuk menambah hafalanya, jadi bagi siapa yang ingin menambah boleh
dan yang ingin mengulang juga tidak apa apa.
Bertepatan pada hari kamis, 7 januari 2021 kemarin diadakan ujian 15 juz bagi santri jam’iyatul huffadz yang sudah memiliki hafalan 15 juz keatas. Diuji oleh guru pembimbing mereka muali dari hari kamis malam hingga jum’at sore yang berada pada gedung saudi 6 lantai 3. Mereka memakai sistem tanya jawab untuk menguji sebearpa lancar satri tersebut dalam menghafal dan seberpa baik cara membca dan makharijul huruf mereka. Ujian ini di ikuti oleh 8 santri yang sudah memilki hafalan lebih dari 15 juz keatas adapun sebagian anggota jam’iyatul huffadz lainya menyimak hafalan yang sedang di uji membantu para guru, alhamdulillah acara ini berjalan dengan lancar, dan semoga bisa menjadi motivasi yang lain untuk menambah dan memperthakan hafalanya dimana pun dan kapan pun itu. Pondok Modern Darussalam Gontor 17 januari 2021
Santri tidak hanya tahu dalam lisan juga mengetahui bentuk
tulisannya. kegiatan ini didasarkan terhadap kegiatan santri dan segala sesuatu
yang dilihat, didengar dan dialami santri di pondok ini. Pada mulanya kegiatan
insya’ ini diadakan setiap hari yang biasanya dibimbing oleh wali kelas setiap
kelas namun demi lancaranya efektifitas kegiatan pondok maka penulisan insya’
dibagi menjadi 2 yaitu insy’a pelajaran pagi dan insya’ mingguan. Insya’
pelajaran pagi yang dianjar langsung oleh walikelas didasarkan pada kurikulum
pembelajaran yang ada dan sudah ditetapkan, sedangkan insya’ mingguan yang akan
ditulis satu kali dalam satu minggu yang mana kurikulumnya berdasarkan dengan
kegiatan santri.
Kegiatan insya’ mingguan ini sangatlah meningkatkan kemampuan santri dalam mengarang cerita ataupun puisi dalam bahasa arab, kegiatan ini juga meningkatkan kemampuan santri dalam penulisan bahasa arab yang mana bahasa arab ini adalah bahasa Al-qura’an. Bukan hanya santri yang meningkat didalam berbahasa arab tetapi juga guru-guru yang mengajar dalam pelajaran-pelajaran berbahasa arab juga akan meningkat bahasa mereka karena sebaik baiknya belajar itu adalah mengajar.
خير التعلم التعليم
Pelaksanaan insya’ mingguan terjadwal satu kali dalam setiap minggu
yaitu pada hari selasa malam ketika kegiatan belajar malam yang mana selasa malam
ini kegiatan santri tidak terlalu padat dan kegiatan ini dibimbing oleh para
walikelas masing-masing kelas, untuk pengumpulan insya’ mingguan ini
dikumpulkan terakhir pada selasa malam pukul 21.45 wib, setelah penulisan insya’
mingguan para penanggung jawab insya’ setiap kelas akan mengumpulkan buku tulis
insya’ di kantor KMI.
Setelah pengumpulan
insya’ mingguan akan diperiksa kelengkapan buku tulis oleh staf KMI bagi anak
anak santri yang tidak bisa mengumpulkan insya’ pada malam selasa dikarenakan
kesibukan pondok atau tugas pondok maka santri- santri tersebut diberi
keringanan dalam pengumpulan terakhir insya’ mingguan yaitu pada hari rabu
siang. Buku tulis insya’ yang sudah dikumpulkan akan langsung diperiksa oleh
walikelas masing- masing kelas dan juga walikelas pun juga bertanggung jawab
dalam perbaikan insya’ santri sehingga santri bukan hanya menulis karya
berbahasa arab saja tetapi juga mengetahui kesalahan kesalahan dari penulisan
insya’ sebelumnya sehingga dapat mengetahui bahasa yang benar dari karangan
santri yang salah. Disamping itu walikelas pun mengetahui kemampuan santri
santri dalam berbahasa arab dan akan mencari solusi yang tepat dalam
meningkatkan kemampuan bahasa santri.
Adapun untuk
kendala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan isnya’ mingguan ini yaitu lupanya
santri dalam menaruh buku tulis insya’ sehingga ketika dicari tidak ada ataupun
hilang untuk solusi dalam permasalahan ini maka staf KMI akan menyediakan
persiapan buku tulis insya’ yang banyak sehingga santri santri ketika buku tulis
insya’ hilang masih ada persediaan buku tulis lagi.
Dengan berjalannya
kegiatan insya’ ini dengan rutin dan lancar insyallah semua santri akan
meningkat kemampuan berbahasa arab mereka dan akan lebih mudah dalam belajar
dan mendalami ilmu Al-qur’an, apalagi di pondok ini sangatlah menjunjung tinggi
kegiatan bahasa karena dengan menguasai bahasa kita bisa menguasai dunia.
Ada apa
dengan negeri ini? Belum kering air mata ini dengan derita Palu dan Donggala
yang dihantam tsunami dan likuefaksi dan juga Selat Sunda mengempaskan gulungan
ombaknya kuat-kuat di Banten dan Lampung. Kini, terjadi lagi bencana gempa yang
melanda saudara kita yang ada di mamuju Sulbar dan juga banjir bandang yang ada
di Kalimantan Selatan. Dan sudah pasti, kembali
berjatuhan korban meninggal, luka berat, hilang rumah dan hotel rata, semua
porak poranda.
Rasanya, tidak salah jika tulisan ini mengajak
kita semua untuk benar-benar bertobat, merenung dan bermuhasabah atas apa saja
yang pernah kita lakukan, baik sebagai pribadi antara kita sebagai hamba
ciptaan-Nya dengan Allah sebagai Sang Khaliq maupun sebagai anak bangsa dalam
perilakunya di negeri tercinta.
Jujurlah, dalam hidup yang
sebenarnya sebentar ini terlampau banyak dosa dan maksiat kita. Tiap-tiap detik
kedurhakaan kita sampai kepada-Nya. Sementara ibadah dan amal shaleh kita sebagai
bekal pulang menghadap-Nya juga teramat sedikit. Anehnya, yang meluncur deras
kepada kita karunia dan rezeki-Nya. Sudah wahai saudaraku dan cukup. Ingat,
kalau nasihat ulama, Alquran dan Sunah sudah tidak didengar, alam yang milik
Allah ini akan bicara.dengan musibah yang beruntun menghantam negeri ini,
tidakkah kita menyadari bahwa alam benar-benar sedang menasihati kita.
Camkanlah tujuh amal penyebab
musibah beruntun menimpa kita. Pertama, dosa yang sangat besar. Dalam surah
Yassin ayat 19:
dijelaskan dengan
terang benderang bahwa kemalangan demi kemalangan, musibah yang susul-menyusul,
semua itu terjadi karena dosa keterlaluan kita kepada Allah.
Kedua, karena kedurhakaan
dan kezaliman, Allah tidak akan menghancurkan suatu daerah, kecuali para
penduduknya yang berbuat zalim. Anak durhaka kepada orang tua, istri berani
kepada suaminya, banyak perampokan, pembunuhan, dan perzinaan. Kezaliman
dan kedurhakaan yang tak bertepi ini pengundang cepat bala bencana.
Ketiga, perusakan alam yang sistemis dan masif,
telah tampak kerusakan di da-ratan dan lautan karena ulah tangan-tangan jahil manusia,
agar mereka merasakan akibat perbuatannya dan mereka kembali kepada-Nya.
Keempat, karena pemimpin
maksiat dan zalim kepada rakyatnya. Baca dengan iman, wahai penduduk Indonesia
yang mulia, “Bila kami ingin menghancurkan suatu negeri, para tokohnya diingatkan
untuk taat kepada Allah, tapi mereka maksiat, tapi mereka berbuat zalim, tapi
mereka berkhianat kepada-Ku dan makhluk-Ku, maka haklah untuk mereka datang
bala bencana.”
Ingat azab yang dialami
sejumlah kaum sebelum Nabi Muhammad SAW, antara lain, kaum Adh, kaum Samuth,
kaum Luth, dan kaum Nuh. Mereka Allah hancurkan sehancur-hancurnya. Lalu siapa
tokoh itu? Para pemimpin kita yang disumpah Alquran di kepalanya.
Demi Allah tidak korupsi,
lalu korupsi. Siapa lagi? Hartawan atau orang-orang kaya yang dengan hartanya
berfoya-foya, sombong, maksiat dengan kekayaannya di tengah banyak orang yang
menderita. Siapa lagi? Ulama yang menjual ayat-ayat Allah dengan murah.
Kelima, orang baik diam. Bukannya tidak ada
orang baik. Banyak orang baik di negeri ini. Tapi mereka lebih memilih diam. Dan melakukan pembiaran
terhadap kejahatan dan kemungkaran.
Keenam, rahmat Allah.
Musibah katanya sebuah peringatan agar manusia kembali ke jalan-Nya. Dengan
musibah Allah hadirkan mahkamah kesadaran kita bahwa ini adalah sebuah jalan
untuk kembali.
Ketujuh,
teguran agar tetap bersabar. Musibah pun dapat dijadikan pelajaran agar semakin
giat beribadah dan berbuat baik. Bagaimana yang maksiat tapi selamat? Mereka
tenang-tenang saja. Yang berbuat zalim, malah sukses? Di mana keadilannya?
Allah Maha adil, Barang
siapa mencari kemenangan dunia lalu dia menghalalkan semua cara, apa kata
Allah? ‘Kami beri, tapi di akhirat tidak mendapatkan secuil pun kenikmatan,
malah nikmat di dunia yang menjadi bahan bakar. Azab untuk dirinya. Itulah
istidraj, orang beriman menjadikan peristiwa apa pun sebagai jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
“ Haramkah bermain catur dalam islam?. Catur adalah salah satu permainan yang paling popular pada abad ini. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan sangat banyaknya manfaat bermain catur. Diantaranya adlah mencerdaskan otak dan mencegah kepikunan. Tetapi bolehkah kita selaku muslim bermain catur?
Pada tahun 2017, Arab Saudi dinobatkan
menjadi tempat turnamen catur dunia untuk pertama kalinya, walaupun para ulama
fundamentalis mengharamkan perbuatan tersebut.
Tentang catur itu sendiri, ada
beberapa pendapat tentang asal muasal munculnya permainan ini. Yang pertama
adalah pendapat yang meyakini bahwa catur berasal dari India. Pendapat ini
dikemukakan oleh H.J.R.Murray, ia kupas semua sejarah yang bersangkutan dengan
catur dalam bukunya yaitu “History Of Chess”(tahun 1913). Dalam bukunya ia
berujar bahwa catur berasal dari India dan mulai ada pada abad ke-6. Nama catur
berasal dari “Chaturanga”, yang
berarti empat unsur yang terpisah. Karena pada awalnya, buah catur hanya empat
jenis. Menurut kepercayaan India kuno, catur dianggap mewakili lam semesta ini
sehingga sering di hubungkan dengan empat unsur kehidupan yaitu, api,udara,
tanah, dan air.
Tetapi pendapat ini dibantah oleh Muhammad Ismail Sloan, yang mempelajari banyak sejarah catur. Menurut Sloan, Jika memang catur ditemukan di India, maka seharusnya permainan itu akan disebutkan dalam tulisan peninggalan peninggalan mereka. Tetapi pada kenyataannya, tidak ada satupun literatur di India yang menyebutkan soal permainan catur muncul sebelum abad ke-6. Justru sebaliknya, para pujangga Cina sudah menyebutkan permainan ini dalam syair-syair yang mereka buat semenjak 900 tahun sebelumnya. Setelah itu permianan ini disebarkan oleh para pedagang Muslim dari India dan Persiapada abad ke-6 masehi.
Haramkah bermain catur dalam Islam?
Konon, di zaman kekhalifahan Ali bin Abu Thalib, catur merupakan permainan yang poopuler dimainkan. Bahkan mungkin juga oleh khalifah Ali sendiri. Ada pula yang menyebutkan bahwa panglima perang Nabi Muhammad, Khaid bin Walid juga menggemari catur.
Akan tetapi pendapat diatas tentang kemungkinan bahwa sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a, pernah bermain catur dibantah oleh para ulama yang mendukung hadist dibawah yang menyiratkan bahwa Ali melarang bermain catur. Dari Masirah ia berkata:”Sesungguhnya Ali bin Abi Thalib r.a, pernah melintasi suatu kaum yang tengah bermain catur, maka beliau berkata:”Ini berhala – berhala apakah yang kalian tempati?”. Jelas bahwa bermain catur haram dalam islam. Akan tetapi hadist ini dinilai lemah oleh al-‘Alamah al-Muhaddist as-Sakhawy Rahimahullah dalam kitab yang ditulisnya yang berjudul “’Umdatul Muhtaj Fi Hukmisy-Syatranj, Karena didalamnya terdapat inqitha’(Periwayatannya terputus) yaitu pada Masirah Ibnu Habib.
Tetapi pada intinya, hukum daripada permainan catur ini tergantung pada situasi dan kondisi yang meliputi orang yang memainkannya. Seperti perkataan ustadz Abdul Somad dalam klarifikasinya tentang pengharaman bermain catur, bahwa dalam 4 madzhab, semuanya menyatakan haram kecuali Imam Syadfi’I yang berpendapat itu adalah makruh. Yang menjadi sebab pengharamannya adalah kelalaian yang timbul ketika bermain catur. Karena apabila seorang muslim bermain catur dan belum menyelesaikan permainannya sampai datangnya waktu sholat, ia akan lalai untuk mengerjakan sholat tepat waktu. Padahal Allah S.W.T berfirman “Celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya”.(QS.Al Ma’un:4), dan bila juga tidak memasukkan unsur judi didalamnya.
Jadi haramkah bermain catur?, selama bermain catur tidak menyebabkan hal-hal yang dilarang oleh agama seperti yang telah di sebut diatas, menurut Yusuf al-Qardhawi catur halal untuk dimainkan. Dan tidak sampai kecanduan dalam memainkannya, juga tidak menyebabkan keributan serta perselisihan diantara orange-orang yang memainkannya. Karena sebenarnya catur dapat meningkatkan kinerja otak dengan bersaing strategi untuk mendapat kemenangan.
Selain sebagai kewajiban bagi umat muslim, puasa dapat memberikan bermacam manfaat kesehatan. Salah satunya dapat menjaga kesehatan jantung.
Umat Islam menjalankan puasa Islam yaitu tidak makan, minum, merokok, dan hubungan seksual dari sahur hingga berbuka puasa. Selama sebulan penuh umat islam akan menjalankan puasa sebagai tugas wajib. Puasa pada bulan Ramadan sering kali dikaitkan dengan beberapa gangguan kesehatan seperti sakit kepala, sakit perut, sembelit, dehidrasi, anemia dan kualitas tidur yang buruk. Beberapa cara perlu dilakukan untuk mencegah hal tersebut.
Nabi Muhammad pertama kali menyambut perintah ibadah puasa pada tahun ke 2 Hijriyah, bulan Sya’ban. Dan Rasulullah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sebanyak sembilan kali selama hidupnya. Adapun Nabi berpuasa selama Ramadhan tersebut, sebanyak 29 hari dan hanya satu kali Ramadhan saja Nabi berpuasa sebanyak 30 hari. (lihat: : al-Taqrirat al-Sadidat fi al-Masa’il al-Mufidat ditulis oleh al-Habib Hasan bin Muhammad al-Kaf, hlm.433).
Menarik sekali, karena akhir-akhir ini banyak sekali penelitian-penelitian menjelaskan bahwa ibadah puasa memiliki manfaat yang sangat besar dalam kesehatan. Salah satunya adalah meningkatkankan daya tahan tubuh atau sitem imun. Artinya, Allah SWT tidak akan mewajibkan sesuatu perkara kecuali ada manfaat yang besar.
Pertama, di dalam kitab Syarahal-Yaqut al-Nafis fi Mazhab Ibn Idris yang ditulis oleh Syekh al-Habib Muhammad bin Ahmad al-Syathiri halaman 447 diterangkan bahwa faedah puasa adalah ia memberikan kesehatan kepada pelaksananya, karena puasa berpengaruh besar terhadap pencernaan makanan.
Kedua, selama 12 bulan manusia selalu menikmati bermacam hal yang bersifat syahwat, mengisi dan memenuhi perutnya dengan berbagai macam makanan dan minuman. Dan tatkala seseorang berpuasa, berarti ia sedang mengistirahatkan fungsi atau peran dalam tubuhnya untuk sementara waktu seperti pencernaan dan semacamnya. Hal ini tentu berguna bagi kesehatan secara umumnya. Hal tersebut senada dengan hadits Nabi Muhammad ﷺ:
“Tiadalah wadah yang dipenuhi oleh manusia lebih buruk melebihi perutnya, cukup bagi manusia beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, bila tidak bisa maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Tirmidzi)
Ketiga, dalam hal bahwa ibadah puasa itu menyehatkan, secara umum juga dijelaskan dalam kitab Maqashid al-Shaum yang ditulis oleh Sulthan al-Ulama ‘Izzuddin Abdul Aziz bin Abdissalam halaman 17, bahwa rahasia atau manfaat puasa adalah menyelamatkan anggota tubuh dari berbagai penyakit dan menentramkan pikiran. Artinya puasa menyehatkan jasmani dan rohani. Karena betapa banyak penyakit berasal dari makanan dan minuman dan betapa banyak juga orang yang sakit diakibatkan oleh banyak pikiran. Hal tersebut sangat memungkinkan mengurangi imunitas tubuh seseorang, kemudian salah satu cara untuk meraih kembali kesehatan tersebut, maka salah satunya adalah dengan berpuasa. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
صُوْمُوْا تَصِحُّوْا
“Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat.” (HR. Abi Nu’aim)
Keempat, puasa merupakan ibadah yang memiliki ikatan erat dengan kesehatan badan dan pikiran. Karena di dalam pelaksanaan puasa terdapat kesehatan untuk badan sekaligus akal, menariknya puasa juga merupakan vitamin untuk hati sebagaimana makanan memberikan vitamin kepada tubuh. (Lihat: al-Taisir bi Syarah al-Jami’ al-Shaghir karya al-Imam al-Hafidz Zainuddin Abdurro’uf al-Manawy, juz 2. Hlm.187)
Dari keterangan di dalam kitab turats tadi, jelaslah bahwa puasa secara umum sangat erat kaitannya dengan kesehatan makhluk hidup. Demikian juga mampu meningkatkan imunitas tubuh dan ketenangan jiwa serta pikiran. Bahkan ada yang menerangkan bahwa hewan dan tumbuh-tumbuhan berpuasa untuk menyelamatkan hidupnya, seperti ayam betina saat mengerami telurnya, ular saat mengganti kulit, pohon yang menggugurkan daunnya untuk menyelamatkan hidupnya. Maka puasa adalah ibadah yang sangat banyak manfaatnya, di dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman:
“Dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 5).
Semoga kita bisa memahami bahwa setiap ibadah, terkhusus ibadah puasa terdapat manfaat yang sangat banyak serta rahasia-rahasia yang hanya Allah SWT sendiri mengetahuinya.
Waktu, “waktu adalah uang” merupakan ungkapan yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Menyia-nyiakan waktu sama dengan menyia-nyiakan uang. Memang benar, karena jika kita membuang-buang waktu, kita telah membuang-buang kesempatan kita untuk mendapatkan uang.
Sebagai mahasiswa, tentu kita memiliki kegiatan-kegiatan yang baik di dalam maupun di luar kampus, baik akademik maupun non-akademik. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, alangkah baiknya jika kita mengatur jadwal untuk setiap kegiatan. Disinilah letaknya mengapa managemen waktu sangatlah penting. Berbeda dari masa-masa SMA yang mungkin kita masih diatur oleh orang tua kita, mahasiswa sebagai kaum intelektual haruslah bisa mengatur waktu secara mandiri dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk hal-hal yang berguna. Kemandirian haruslah ditanamkan ke dalam jati diri setiap mahasiswa. Maka dari itu, pada artikel kali ini, saya akan membagikan beberapa tips untuk mahasiswa supaya bisa memanage waktu dengan sebaik-baiknya.
Tips-tips Membagi Waktu
1.Membuat jadwal kegiatan
Disarankan untuk tidak membuat jadwal di dalam otak kita saja, terutama bagi kita yang mudah untuk lupa. Buatlah sebuah daftar kegiatan yang akan anda lakuakan beserta waktunya di kertas, kalender, atau aplikasi pencatat jadwal di smartphone kita. Hal ini akan membuat kita tidak mudah lupa dengan kegiatan yang sudah direncanakan. Maka, keseharian kita pun menjadi lebih tersruktur.
2.Mengatur jadwal kegiatan secara fleksibel
Jadwal kegiatan yang kita susun mungkin kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan. Kegiatan yang kita prediksi akan selesai dalam durasi tertentu bisa saja lebih lama dari prediksi kita. Jadi, luangkan sedikit waktu untuk kegiatan-kegiatan yang tidak bisa tepat waktu saat mulai atau saat selesai.
3.Memprioritaskan kegiatan tertentu
Jika kita mempunyai kegiatan-kegiatan yang memiliki jadwal yang sama, kita harus menentukan kegiatan mana yang lebih penting untuk dilakukan. Jika memungkinkan, kita juga bisa untuk mengalokasikan kegiatan yang tidak diprioritaskan pada waktu tertentu ke waktu yang lain.
4.Fokus pada satu tujuan
Salah satu hambatan yang bisa membuang-buang wakt kita ketika beraktivitas adalah melakukan lebih dari satu kegiatan pada satu waktu atau multitasking. Selesaikan terlebih dahulu suatu kegiatan sebelum berlanjut ke kegiatan yang lain. Lakukan secara bertahap sehingga kegiatan-kegiatan kita lebih efektif. Jika memang ada sesuatu yang memaksa kita untuk multitasking, maka solusinya adalah dengan menyicil. Artinya, selesaikan satu kegiatan secara bertahap. Misalnya, pada satu waktu kita menyelesaikan kegatan tertentu 25% dana pada lain waktu 50% atau 75% dan seterusnya hingga selesai.
5.Membuat sub-sub kegiatan dari setiap kegiatan
Tips ini bertujuan agar kita tidak menyelesaikan masalah yang sudah diselesaikan sebelumnya dari suatu kegiatan. Buatlah sub-sub kegiatan dari suatu kegiatan dan checklist yang sudah selesai dikerjakan. Intinya, hindarilah redudansi dalam mengerjakan sesuatu sehingga kegiatan yang seharusnya selesai pada waktu tertentu tidak berlarut-larut.
6.Hentikan tunda-menunda
Hal yang mungkin beberapa orang lakukan adalah menunda-nunda. Jik kegiatan kita tidak memungkinkan untuk ditunda, maka janganlah menunda kegiatan tersebut. Jika kita mempunya kebiasaan tersebut, alangkah baiknya untuk menghapusnya. Jangan biarkan kegiatan kita berlarut-larut dan terus-terusan tertunda.
7.Carilah waktu luang untuk bersantai
Arti
dari “bersantai” bukanlah malas, akan tetapi, kita benar-benar perlu meluangkan
waktu untuk bersantai sejenak, refreshing, dan istirahat setelah beraktivitas.
Semua ini berdampak baik pada kesehatan kita supaya kita tidak stress. Misalnya;
berolahraga, bercengkrama dengan teman-teman, membaca buku, dan lain-lainnya,
tetapi tetap memerhatikan waktu supaya waktu yang kita gunakan untuk bersantai
tidak mengganggu kegiatan-kegiatan lainnya.
perseteruan etnis Muslim Rohingya dan Cikal-bakal kelompok Rohingya terlacak pada awal abad ke-15. Pada 1404, pasukan dari Ava, ibukota kerajaan Burma kala itu, menyerang kerajaan Arakan yang membuat Raja Narameikhla mengungsi ke negeri Bengali (kini Bangladesh). Dua puluh empat tahun kemudian, bersama bala bantuan dari Sultan Bengali, dia kembali untuk merebut Arakan.
Pada
1784, Bodawphaya, raja Burma dari Dinasti Konbaung, mengerahkan tentara untuk
menginvasi wilayah Arakan. Ribuan orang tewas dan ditawan. “Setidaknya 20.000
tawanan termasuk simpatisan Muslim, seniman, dan ilmuwan digelandang menuju
pusat Burma melintasi bukit Arakan. Ratusan di antaranya tewas selama di
perjalanan,” tulis sejarawan Inggris G. E. Harvey dalam .[2]
Merasa
andil dalam memenangkan Inggris, orang-orang Rohingya menuntut imbalan berupa
kemerdekaan di sebuah wilayah bernama Maungdaw di Arakan. Permintaan ini
dikabulkan. Para pengungsi Rohingya, yang terusir ke Bengali dalam kerusuhan
tahun 1942, akhirnya kembali ke kampungnya. Untuk mengamankan kekuasaan, mereka
tak memberikan jabatan-jabatan strategis kepada orang-orang Budha; suatu
keadaan yang memperdalam sentimen kebencian.
Upaya “Burmanisasi”, meleburkan ajaran Islam dan menghilangkan identitasnya dalam masyarakat Budha. Umat Islam diusir dari kampung halaman mereka. Tanah-tanah dan kebun-kebun pertanian mereka dirampas.Bagi mereka yang menolak, maka tebusannya adalah nyawa dan menjadi perseteruan etnis Muslim Rohingya dengan budha . Inilah militer fasis yang tidak mengenal belas kasihan.
Islam
sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan meski dengan non-Muslim. Dalam
Islam, banyak sekali ajaran dan anjuran untuk menjaga hubungan baik dengan umat
agama lain. Ajaran Islam, khususnya yang bersumber dari al-Qur’an sangat
menjunjung tinggi etika kebebasan beragama, etika menghormati agama lain, dan
etika persaudaraan. Makalah ini hendak memaparkan ketiganya yang merupakan cerminan
etika al-Qur’an dalam menyikapi pluralitas umat beragama.
Prinsip Kebebasan Beragama
Dalam
Surat al-Baqarah ayat 256, Allah mengajarkan Umat Islam untuk menjunjung tinggi
prinsip kebebasan beragama. Ayat tersebut merupakan larangan pemaksaan terhadap
orang lain agar memeluk Islam. Ayat tersebut berbunyi :
Prinsip menghormati agama lain ini bukan berarti mendukung dan menyetujui praktik agama tersebut. Prinsip menghormati adalah sikap toleransi beragama tanpa adanya cacian dan hinaan. Ini sebagaimana tergambar dalam surah Al An’am 108 :
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan
yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan
melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat
menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali
mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”.
Prinsip Persaudaraan
Secara tegas
ayat ini mengajarkan kepada Kaum Muslim untuk dapat memelihara kesucian
agamanya, menciptakan rasa aman, dan menjaga hubungan harmonis antar umat
beragama. Manusia sangat mudah terpancing emosinya bila agama dan
kepercayaannya disinggung. Ini adalah tabiat manusia, apapun kedudukan sosial
dan tingkat pengetahuannya. Hal ini karena agama bersemi di dalam hati
penganutnya, sedangkan hati adalah sumber emosi. Berbeda dengan pengetahuan,
yang mengandalkan akal dan pikiran. Seseorang dengan mudah mengubah pendapat
ilmiahnya, tetapi sangat sulit mengubah kepercayaannya meskipun bukti-bukti
kekeliruan akan kepercayaan yang dianutnya telah nyata di hadapannya.[4]
kesimpulan
Demikianlah bagaimana sikap kita sebagai umat islam dalam menanggapi perseteruan Muslim Rohingya dengan permasalahan diatas. Allah SWT mengajarkan kepada hambanya untuk menjunjung tinggi prinsip kebebasan beragama, prinsip menghormati agama lain, dan prinsip persaudaraan.Telah menjadi ketentuan Allah bahwa manusia ini diciptakan dari satu rahim, dan juga diciptakan berbeda-beda. Adanya pluralitas, keanekaragaman, ataupun perbedaan-perbedaan yang ada bukan dimaksudkan untuk menunjukkan superioritas masing-masing terhadap yang lain, melainkan untuk saling mengenal, bersatu, dan bersaudara.
Konsep ini tidak hanya terdapat dalam teks saja, tapi juga diterapkan dalam kehidupan dakwah Nabi SAW dan Umat Islam lainnya. Pada awal Islam, suku-suku di Jazirah Arab memeluk Islam secara sukarela, karena argumentasi, kagum terhadap pribadi Nabi SAW, karena konsep tauhid dalam Islam, dan lain sebagainya.